BENDA KERAS (klas 11.tkj th.2017)
( MATERI UTS KELAS 11 TKJ SMK AL-IRSYAD TEGAL, Tanggal 13 Maret 2017
)
asasmoyo@`gmail.com
Kerajinan merupakan
budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk meningkatkan devisa.
Di antara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang tetap mempertahankan
bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah dikembangkan
sesuai dengan tuntutan pasar.
Produk kerajinan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan dan bahan lunak dan produk kerajinan
dan bahan keras. Produk kerajinan dan bahan keras merupakan produk kerajinan
yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Beberapa bahan keras yang
digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua.
Untuk mengetahui lebih
detail lagi mengenai kerajinan yang terbuat dari bahan keras, kami akan
membahasnya di BAB II di makalah laporan yang telah kami tulis.
Tujuan kami membuat
makalah laporan yang bertema kerajinan dari bahan keras ini yaitu untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pengampu Prakarya dan
Kewirausahaan kami, selain itu tujuan yang berasal dari kami sendiri yaitu
untuk melatih kami dalam membuat makalah laporan.
Manfaat pembuatan
makalah laporan yang bertema kerajianan dari bahan keras ini, adalah untuk
menambah wawasan kami mengenai berbagai kerajianan yang terbuat dari bahan
keras, selain itu juga untuk memberikan pengetahuan bagi para pembaca mengenai
apa itu kerajinan dari bahan keras.
1. Apa itu kerajinan dari bahan keras ?
2. Aneka produk Kerajinan Bahan Keras ?
3. Bagaimana prosedur produksi kerajinan bahan keras !
Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara
untuk meningkatkan devisa. Di antara sejumlah kerajinan Nusantara, ada
kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya,
tetapi ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Tahukah kita bahwa
benda - benda seperti biji - bijian, kayu bekas bahkan benda lain yang tidak
berharga dengan kreatifitas kita, benda yang tadinya tidak berguna bisa
memiliki nilai seni bahkan nilai jual.
Dari penjelasan tersebut
dapat diambil kesipulan bahwa, produk kerajinan dari bahan keras merupakan
produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Beberapa
bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi
menjadi dua.
1. Kerajinan Bahan Keras
Alami
Bahan keras alami
adalah bahan yang diperoleh dilingkungan sekitar kita dan kondisi fisiknya
keras, seperti kayu, bambu, batu, rotan dan lain-lain.
2. Kerajinan Bahan Keras Buatan
Bahan keras buatan adalah
bahan-bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan untuk membuat
barang-barang kerajinan seperti berbagai jenis logam, fiberglass dan lain-lain.
Fungsi Kerajinan Bahan keras yaitu sebagai berikut :
1.
Sebagai benda pakai
Benda pakai adalah karya kerajinan yang diciptakan
mengutamakan fungsinya, unsur keindahannya
hanyalah sebagai pendukung. Contohnya yaitu seperti lemari,meja,kursidll.
2. Sebagai benda hias
Benda hias, adlah karya kerajinan yang di buat sebagai
benda pajangan atau hiasan, jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan
daripada aspek segunaan atau fungsinya. Contohnya yaitu seperti bingkai,kalung,
cicin, gelang, bingkai, patung, dll.
Beberapa teknik
pembuatan produk kerajinan dari bahan keras, antara lain seperti berikut.
a. Teknik Cor (cetak tuang)
Teknik cor sudah ada
ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia mulai
mengenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kerajinan dari
bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.
b. Teknik Etsa
Kata etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman,
yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi, atau berkarat, Kata etching
berarti mengetsa. Benda-benda dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam larutan etsa
(larutan asam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh
pengikisan larutan asam ini, seluruh permukaannya dilapisi dengan bahan penolak
asam, yaitu resist (bahan pelindung). Sementara itu, bagian-bagian yang
terpilih untuk dietsa sesuai dengan desain dibiarkan terbuka dan terkena
pengikisan asam. Secara perlahan-lahan, asam akan melarutkan dan mengikis
tempat-tempat yang terbuka sampai tingkat yang diinginkan sehingga permukaannya
turun sampai di bawah permukan aslinya. Sementara bagian logam yang dilindungi
tetap utuh. Beberapa larutan atau bahan kimia yang secara terpisah dapat
menggigit, mencerna, dan melarutkan logam, sangat bergantung pada jenis logam
yang akan dietsa.
Larutan pengetsa ini
terdiri atas larutan asam organik, asam mineral anorganik, atau campuran dari
keduanya. Sebagian asam mempunyai daya kikis yang sangat baik untuk logam-logam
tertentu, sedangkan sebagian asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan tidak
mempunyai pengaruh sama sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya. Kombinasi
dari keduanya justru dapat melarutkan logam-logam di dalam larutan tersebut.
Sukses tidaknya
mengetsa ini bergantung pada pengendalian yang sangat hati-hati terhadap
kekuatan larutan asam pengetsa. Penerapan bahan penolak asam pada logamnya,
cara dan keterampilan dalam membuat desainnya agar tetap terbuka melalui
penggunaan resist (bahan pelindung), serta perhitungan waktu untuk pengukuran
dan pengikisan asamnya perlu diperhatikan, agar gambar etsa muncul di permukaan
logam dengan derajat keteraturan dan kedalaman yang diinginkan.
c. Teknik Ukir
Di Indonesia, karya
ukir sudah dikenal sejak Zaman Batu Muda. Pada masa itu, banyak peralatan yang
dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah
atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal,
lingkaran, garis, swastika, zig-zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut
selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat dari jenisnya,
ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah,
ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.
d. Teknik Ukir
Tekan
Teknik mengukir tekan
adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis dengan
ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan dan pelat logam tembaga
sampai dengan 0,4 mm. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini yaitu
dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan
ukir tekan. Jika tanduk sulit didapat, gunakan bambu ataupun kayu. Cara
menggunakan alat ukir tekan ini ialah dengan menekan permukaan benda kerja
mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
e. Teknik Bubut
Dalam pekerjaan
membubut, diperlukan alat pemotong yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/
menggaruk dan membentuk benda ialah pahat bubut. Teknik bubut ini akan
menghasilkan karya kerajinan yang simetris, bulat dan rapi. Contoh karya
kerajinan dengan teknik bubut adalah asbak kayu, vas bunga dari kayu,
benda-benda mainan.
f. Teknik Anyam
Anyaman adalah seni
kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan menumpangtindihkan atau
menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras
dari karya kerajinan yang dapat menggunakan teknik anyaman, antara lain: bambu,
rotan, dan plastik.
Unsur-unsur yang terdapat di kerajinan bahan keras
yaitu sebagai berikut :
1. Unsur Estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah
keindahan, Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya
seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika
seseorang mncerap objek seni atau dapat pula diphami sebagai sebuah objek yang
memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya
seni memiliki prinsip: Kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance), dan kntras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru.nyaman,nikmat,bahagia,agung,ataupun
rasa senang.
2. Unsur Ergonomis
Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan
dengan aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan adalah sebagai
berikut:
1. Keamanan (security) yaitu jaminan tenang keamanan
orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2. Kenyamanan(comfortable) yaitu kenyaman apabila produk
kerajinan tersebut digunakan.
Produk kerajinan sangat
beraneka ragam. Berikut ini contoh produk kerajinan dari bahan keras. Kerajinan
Logam
a.
Kerajinan Logam
Kerajinan logam
menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-lain.
Teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai
dengan bentuk yang diinginkan. Bahan logam banyak dibuat sebagai perhiasan atau
aksesoris, kemudian berkembang pula sebagai benda hias dan benda fungsional
lainnya, seperti: gelas, kap lampu, perhiasan, wadah serbaguna bahkan sampai
piala sebagai simbol kejuaraan. Logam memiliki sifat keras, sehingga dalam
pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah, seperti diolah dengan teknik
bakar/ pemanasan dan tempa.
b. Kerajinan Kayu
Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian
besar wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di
banyak tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para
perajin. Karya kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan
dan kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukiran
memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya. Kayu
yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka, dan
lain-lain.
c. Kerajinan Bambu
Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang
bernilal estetis dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang Indonesia
telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dan yang paling
sederhana sampai yang rumit. Sampal saat mi, bambu masih digunakan untuk
keperluan tersebut. Bahkan saat mi, produk kerajinan bambu tampil dengan desain
Iebih menarik dan artistik. Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan
alam dan bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung. Anyaman
Indonesia sangat dikenal di mancanegara dengan berbagai motif dan bentuk yang
menarik. Berikut contoh kerajinan dan bambu.
d. Kerajinan Rotan
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar
di Indonesia. Pulau yang paling banyak menghasilkan rotan adalah Kalimantan.
Tumbuhan rotan bersifat kuat dan lentur sehingga sangat cocok sebagai benda
kerajinan dengan teknik anyaman. Contoh produk kerajinan dan bahan rotan banyak
digunakan pada meja kursi, almari, tempat makanan, dan lain-lain.
e. Kerajinan Batu
Indonesia sangat kaya dengan bebatuan, jenisnya
beraneka ragam. Daerah Kalimantan merupakan penghasil batu warna yang dinilai
sangat unik. Banyak daerah di Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai
produk kerajinan seperti: aksesoris pelengkap busana, juga sebagai penghias
benda.Batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih/cokelat yang lunak
banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu hitam
dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu
banyak digunakan untuk hiasan interior dan eksterior.
f. Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)
Kaca serat (fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca
cair yang ditarik menjadi serat tipis. Serat mi dapat dipintal menjadi benang
atau ditenun menjadi kain, kondisi sudah siap pakai. Kemudian, diresapi dengan
resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. OIeh sebab, itu
fiberglass biasa digunakan sebagai badan mobil dan bangunan.
Kerajinan fiberglass membutuhkan beberapa campuran
dalam proses pembuatannya. Campuran fiberglass terdiri atas cairan resin
(mmnyak resin bahan dasarnya minyak bumi dan residu), katalis, met atau serat
fiber, polish atau sabun krim silicon untuk membuat cetakan, serta talk untuk
memekatkan warna. Proses pembuatan perlu perbandingan agar memperoleh hasil
yang baik. Jika zat cair (resin dan katalis) dicampur, akan bereaksi dan cair
berubah menjadi padat dan keras, serta berwarna bening mengilap.
penjelasan prosedur
pembuatan karya kerajinan ukir kayu.
1.
Merancang Produk Kerajinan Ukir Kayu
Merancang sering kita
kenal dengan istilah ”desain”. Jadi dalam hal ini merancang gambar desain awal
dalam membuat sebuah produk kerajinan sebelum dibuat. Adapun kelengkapan dalam
gambar rancangan tersebut sebaiknya mencakup: gambar tampak depan, tampak
samping dan tampak atas serta ukurannya yang jelas. Selain itu, harus ada
gambar potongannya dan gambar perspektifnya. Kelengkapan gambar tersebut
diharapkan memudahkan perajin yang akan mengerjakan produk kerajinan tersebut,
tidak kesulitan dan tidak terjadi kesalahan.
2.
Bahan Pendukung Produk Kerajinan Ukir Kayu
Bahan yang digunakan
untuk membuat karya kerajinan ukir kayu harus diperhatikan, baik dari jenis
kayu ataupun dari kualitas tekstur kayunya, karena akan memengaruhi dan
menentukan hasil dari produk yang akan dibuat. Tidak semua bahan kayu dapat
diukir dengan kualitas standar. Bahan ukiran kayu harus dipilih jenis kayu yang
memiliki serat padat, lurus, tidak terlalu keras, dan tidak mudah pecah serta
kembang susutnya rendah.
Jenis kayu yang baik
untuk pekerjaan ukiran dan yang biasa digunakan di sentra-sentra ukiran di
Indonesia antara lain: kayu jati, mahoni, cendana, eboni.
3. Alat Pendukung
Produk Kerajinan Ukir Kayu
Peralatan yang
digunakan untuk produksi kerajinan kayu harus standar dan sesuai dengan
fungsinya. Jika benda yang akan dikerjakan produk ukiran, maka yang digunakan
adalah seperangkat peralatan ukir. Jika untuk kerja sekrol maka peralatan
sekrol yang digunakan. Alat finishing disesuaikan juga dengan teknik dan bahan
finishing apa yang akan digunakan.
4.
Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja
merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal ini berhubungan dengan cara
memperlakukan alat dan bahan kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda
kerja yang baik dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.
Perlengkapan dan
manfaat kesehatan dan keselamatan kerja dalam kerja ukir antara lain seperti
berikut :
a.
Sebelum bekerja hendaknya memastikan terlebih dahulu tentang ruangan yang
bersih dan terang serta fentilasi udara yang cukup supaya ruang kerja menjadi
nyaman.
b.
Pakailah pakaian kerja untuk melindungi dan menghindari kotoran kayu pada
saat kerja ukir.
c.
Pakailah sepatu kerja, pada saat kerja ukir agar terhindar dari
kecelakaan/terkena pahat apabila jatuh dari meja kerja.
d. Jika perlu, pakailah
kaos tangan, terutama pada waktu kita sedang mengasah pahat dan merawat pahat
agar tangan kita tidak terluka dan tidak kotor.
e.
Masker, digunakan pada waktu kita sedang membersihkan ukiran, pengamplasan
dan finishing.
f. Jika sedang bekerja
tidak diperkenankan bergurau/ bercanda, karena dikawatirkan akan terjadi
kecelakaan kerja.
g. Atur yang rapi pahat
ukir di atas meja sehingga tidak berantakan dan akan memudahkan ketika memilih
pahat saat bekerja.
h. Jika sudah selesai
bekerja, kita wajib membersihkan kotoran sisa pahatan kemudian mengembalikan
pahat pada tempatnya.
i.
Limbah dikelola dengan baik.
5. Proses Produksi
Kerajinan Ukir Kayu
Proses kerja dilakukan
sesuai prosedur yang benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan dan
akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah langkah-langkah kerja yang
harus dilakukan ketika akan melakukan kerja mengukir.
1) Penyiapan bahan
Prinsip kegiatan
penyiapan bahan adalah menyiapkan kayu yang akan diukir sesuai ukuran yang
ditentukan. Kegiatan ini meliputi mengukur, memotong, dan menghaluskan
permukaan kayu.
2) Penyiapan alat
Prinsip kegiatan
penyiapan alat adalah memilih alat yang akan digunakan dan mengondisikan alat
dalam keadaan siap pakai sehingga benar-benar siap digunakan untuk mengukir.
Alat yang tumpul harus diasah hingga tajam.
3) Membuat Rancangan/Gambar Kerja
Sebelum menentukan
benda kerja/produk terlebih dahulu mendesain karya kerajinan yang akan dibuat.
Pelajarilah beberapa motif yang bisa diukir serta di mana penerapannya. Hal ini
dapat diawali dengan belajar membuat sketsa-sketsa desain yang paling sederhana yaitu dengan
motif-motif geometris dan penerapannya. Contoh motif geometris dan penerapannya
pada produk kerajinan.
4) Menyiapkan Pola
Prinsip penyiapan pola
adalah menyiapkan atau membuat gambar sesuai bentuk dan ukuran yang akan
diukir. Gambar pola ini sekaligus akan digunakan sebagai acuan/pedoman untuk
kerja mengukir supaya bentuk dan ukuran tidak menyimpang dari ketentuan.
5) Menempel Pola pada
Papan yang Sudah Disiapkan
Setelah proses memola
selesai, maka langkah selanjutnya adalah menempel pola pada papan yang sudah
disiapkan. Caranya : papan diberi lem secukupnya dan diratakan, pola direkatkan
pada papan yang sudah diberi lem, dari satu tepi ke tepi yang lain kemudian
pola ditekan pelan-pelan hingga posisi gambar rata, halus dan tepat.
6) Menyekrol
(krawangan)
Menyekrol adalah proses
melubang/memotong motif menjadi tembus yang sering disebut ukir krawangan.
Proses ini tidak selalu dilakukan dalam proses mengukir, bergantung pada
keinginan dalam membentuk ukirannya. apakah menginginkan ukiran krawangan atau
tidak.
7) Memahat Awal (getak’i)
Permulaan pekerjaan
mengukir adalah membuat “bukaan” ukiran. Bukaan adalah membentuk ukiran secara
garis besar dan dalam keadaan kasar dan global. Pada tahapan ini, diperlihatkan
arah dan bentuk ukiran, seperti: bentuk bulat, cekung, tinggi atau rendah
sebatas getakan garis pola sehingga jika gambar atau pola yang telah ditempel
terkelupas, motifnya tidak hilang.
8) Memahat Bagian
Dasaran (lemahan)
Memahat pada dasaran/ lemahan
dilakukan apabila ukirannya tidak tembus/ krawangan, sehingga motifnya akan
terlihat jika lemahannya sudah selesai di buat. Ini salah satu contoh proses
lemahan pada bidang ukiran motif yang lain.
9) Membentuk ukiran
Proses ini merupakan
proses pembentukan tinggi rendahnya motif, atau timbul cekungnya motif sehingga
membentuk sebuah ukiran yang indah dan menarik.
10) Memberi Benangan
(Coretan) pada Motif
Membuat garis-garis
pecahan pada ukiran yang sudah terbentuk secara halus sesuai dengan gambar,
sehingga bentuk lebih hidup, dinamis termasuk bentuk cawenannya.
11) Mengampelas
(menghaluskan)
Pengampelasan dilakukan
setelah proses mengukir selesai. Pengampelasan harus dilakukan dengan hati-hati
karena jika pengampelasan dilakukan sembarangan, pengampelasan akan merusak
bentuk ukiran yang sudah bagus. Pemilihan kasar halusnya kertas ampelas juga
harus benar, jangan sampai ukiran yang sudah halus kemudian rusak akibat
penggunaan kertas ampelas yang kasar.
12) Finishing
Finishing sangat menentukan hasil
akhir dari pembuatan karya ukiran. Oleh karena itu tahap ini harus dilakukan
secara hati-hati dan benar supaya hasil akhir menjadi lebih baik. Finishing merupakan
proses penyelesaian akhir sebuah pekerjaan. Finishing pada contoh proses
berkarya di atas dapat menggunakan bahan politur teknik kuas dan oles. Jika
proses finishing selesai dilanjutkan dengan pemasangan gantungan.
0 comments:
Post a Comment