MATERI KELAS 12 SMK
PROPOSAL
USAHA
Untuk memulai berwirausaha sangat mudah namun untuk menetapkan jenis usaha yang cocok dan menguntungkan sulit sekali. Menetapkan jenis usaha yang diinginkan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum menetapkan perencanaan, permodalan dan pengalaman dalam bidang usaha. Kita perlu membaca-baca ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah bisnis, mengikuti ceramah-ceramah tentang usaha, mengikuti seminar-seminar atau kursus-kursus sebagai bahan pertimbangan di dalam menetapkan usaha.
Proposal usaha adalah rancangan mengenai kegiatan usaha yang akan dilakukan. Proposal usaha diperlukan sebagai acuan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha. Walaupun usaha tersebut dilakukan oleh pribadi, proposal tetap diperlukan untuk mengevaluasi jalannya usaha secara obyektif. Evaluasi secara obyektif diperlukan agar pengelola usaha dapat menilai sejauh mana keberhasilan dan apa yang menjadi penyebab kegagalan agar dapat dijadikan evaluasi dimasa yang akan datang.
Kegunaan proposal usaha diantaaranya :
a. sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan usaha,
b. sebagai alat untuk menentukan kelayakan kegiatan usaha (feasibility study),
c. sebagai alat untuk meyakinkan penanam modal dan pemberi kredit (kreditur),
d. sebagai pdoman penilaian pelaksanaan kegiatan usaha.
Untuk itu diperlukan proposal yang baik dan representatif. Syarat-syarat proposal yang baik diantaranya :
1. Jelas (Clear)
Untuk memulai berwirausaha sangat mudah namun untuk menetapkan jenis usaha yang cocok dan menguntungkan sulit sekali. Menetapkan jenis usaha yang diinginkan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum menetapkan perencanaan, permodalan dan pengalaman dalam bidang usaha. Kita perlu membaca-baca ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah bisnis, mengikuti ceramah-ceramah tentang usaha, mengikuti seminar-seminar atau kursus-kursus sebagai bahan pertimbangan di dalam menetapkan usaha.
Proposal usaha adalah rancangan mengenai kegiatan usaha yang akan dilakukan. Proposal usaha diperlukan sebagai acuan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha. Walaupun usaha tersebut dilakukan oleh pribadi, proposal tetap diperlukan untuk mengevaluasi jalannya usaha secara obyektif. Evaluasi secara obyektif diperlukan agar pengelola usaha dapat menilai sejauh mana keberhasilan dan apa yang menjadi penyebab kegagalan agar dapat dijadikan evaluasi dimasa yang akan datang.
Kegunaan proposal usaha diantaaranya :
a. sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan usaha,
b. sebagai alat untuk menentukan kelayakan kegiatan usaha (feasibility study),
c. sebagai alat untuk meyakinkan penanam modal dan pemberi kredit (kreditur),
d. sebagai pdoman penilaian pelaksanaan kegiatan usaha.
Untuk itu diperlukan proposal yang baik dan representatif. Syarat-syarat proposal yang baik diantaranya :
1. Jelas (Clear)
yang
dimaksud jelas, proposal harus dapat memaparkan kegiatan usaha secara jelas,
terutama mengenai :
ˉ bidang usaha,
ˉ status kepemilikan,
ˉ surat izin badan usaha yang diperlukan,
ˉ bentuk kerja sama yang ditawarkan,
ˉ pasar produk yang ditawarkan,
ˉ tenaga kerja,
ˉ pesaing,
ˉ bahan baku.
ˉ
2. Singkat (Consice)
Proposal harus ditulis singkat tanpa melupakan kaidah-kaidah penulisan dan mengurangi kejelasan dan kelengkapan proposal. Harap diingat, bahwa dunia usaha selalu harus mengikuti perkembangan, karenanya penyampaian sesuatu secara singkat dan tepat pada sasaran merupakan sesuatu keharusan
3. Lengkap (Complette)
Propposal harus dibuat secara lengkap, artinya proposal harus dibua dengan informasi pendukug. Kelengkapan informasi terutama mengenai pesaing dan peluang pasar akan sangat membantu pelaksanaan usaha. Usaha menutup-nutupi informasi akan menjadikan bumerang bagi pengelola usaha, karena pada waktunya akan diketahui juga.
4. Benar (Correct)
Kebenaran proposal sangat dipengaruhi oleh nurani pembuat. Jangan sampai karena ingin meyakinkan dan membuat proposal semenarik mungkin, penyusun menyembunyikan informasi-informasi yang yang dirasa kurang menguntungkan. Bila pada suatu waktu diketahui ketidkbenaran proposal, nama baik dan kredibilitas penyusun sangat dipertaruhkan. Adalah sesuatu hal yang sangat sulit meyakinkan orang, bila pernah membohonginya, dasar utama dari bisnis adalah kepercayaan, karenanya kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal.
ˉ bidang usaha,
ˉ status kepemilikan,
ˉ surat izin badan usaha yang diperlukan,
ˉ bentuk kerja sama yang ditawarkan,
ˉ pasar produk yang ditawarkan,
ˉ tenaga kerja,
ˉ pesaing,
ˉ bahan baku.
ˉ
2. Singkat (Consice)
Proposal harus ditulis singkat tanpa melupakan kaidah-kaidah penulisan dan mengurangi kejelasan dan kelengkapan proposal. Harap diingat, bahwa dunia usaha selalu harus mengikuti perkembangan, karenanya penyampaian sesuatu secara singkat dan tepat pada sasaran merupakan sesuatu keharusan
3. Lengkap (Complette)
Propposal harus dibuat secara lengkap, artinya proposal harus dibua dengan informasi pendukug. Kelengkapan informasi terutama mengenai pesaing dan peluang pasar akan sangat membantu pelaksanaan usaha. Usaha menutup-nutupi informasi akan menjadikan bumerang bagi pengelola usaha, karena pada waktunya akan diketahui juga.
4. Benar (Correct)
Kebenaran proposal sangat dipengaruhi oleh nurani pembuat. Jangan sampai karena ingin meyakinkan dan membuat proposal semenarik mungkin, penyusun menyembunyikan informasi-informasi yang yang dirasa kurang menguntungkan. Bila pada suatu waktu diketahui ketidkbenaran proposal, nama baik dan kredibilitas penyusun sangat dipertaruhkan. Adalah sesuatu hal yang sangat sulit meyakinkan orang, bila pernah membohonginya, dasar utama dari bisnis adalah kepercayaan, karenanya kepercayaan adalah sesuatu yang sangat mahal.
5. Tidak kadaluwarsa (up to date)
Keakuratan dan ketepatan data pendukungsangat diperlukan dalam penyusunan usaha. Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat mengharuskan kegiatanusaha mengikutinya. Proposal usahapun demikian, ia harus dibuat sesuai perkembangan. Perkembangan tidak hanya sebatas pada perkembangan ilmu dan teknoligi saja, tetapi juga perkembangan pranatadan nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Perkembangan-perkembangan yang harus diperhatikan dalam penyusunan proposal usaha sehingga keakuratannya (up to date) tetap terjaga diantaranya :
ˉ harga dan perkembangan pesaing (Competitor),
ˉ selera masyarakat (The taste of society),
ˉ pereaturan pemerintah (The Government rule)
ˉ daya beli masyarakat (The buying power), dan
ˉ perkembangan ilmu dan teknologi (Sciens and technology)
Pembuatan Proposal Usaha
Proposal usaha mempunyai isi yang hampir sama dengan surat penawaran, yaitu sama-sma berisi bujukan. Surat penawaran berisi ajakan kepada pembaca untuk menggunakan produk yang ditawarkan, sedangkan proposal usaha, bila diberikan kepada orang lain, berisi ajakan agar pembaca tertarik untuk menanamkan modal pada kegiatan usaha tersebut atau mau memberikan kredit karena kemungkinan mendapatkan keuntungan.
Secara umum proposal usaha dibuat dengan membagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Bagian Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang mengapa kegiatan usaha layak dijalankan. Bagian pendahuluan berisi :
ˉ nama atau usulan nama kegiatan usaha
ˉ jenis usaha yang dijalankan
ˉ alasan pemilihan jenis usaha
ˉ badan hukum kegiatan usaha
ˉ peluang usaha
ˉ lokasi, dan
ˉ tingkat persaingan.
2. Isi Proposal, yang berisi :
ˉ modal, peralatan dan keakhlian yang diperlukan,
ˉ perhitungan pendapatan dalam berbagai alternatif,
ˉ perhitungan pengeluaran dalam berbagai alternatif
ˉ perhitungan laba/rugi dalam berbagai alternatif,
ˉ resiko yang mungkin timbul, dan
ˉ cara menghadapi resiko.
3. Penutup Proposal, yang berisi :
ˉ kemugkinan perluasan usaha,
ˉ dan penekanan kembali bahwa jenis usaha tersebut mempunyai prospek yang menjanjikan.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL USAHA
Dalam menyusun proposal usaha, maka maksud dan isinya harus jelas dengan sistematika sebagai berikut :
I. KATA PENGANTAR
- Tujuan : .…………………………………
- Manfaat Umum : .…………………………………
- Manfaat Ekonomis : .…………………………………
II. UMUM
ˉ Nama Perusahaan : .…………………………………
ˉ Pemilik Perusahaan : .………………………………...
ˉ Bentuk Perusahaan : . ……………………………..….
ˉ Bidang Usaha : .…………………………………
ˉ Tempat Kedudukan/Lokasi Usaha : .…………………………………
ˉ Jumlah Tenaga Kerja : .…………………………………
ˉ
III. ASPEK PRODUK YANG DIBUAT
1. Jenis barang yang dibuat : ………………………………
2. Banyaknya barang yang akan dibuat :……………………….........
3. Profil para konsumen yang dituju : …………………………………
IV. ASPEK PEMASARAN PRODUK
1. Jasa atau produk yang akan dipasarkan : …………………………………
2. Profil para konsumen yang akan dituju :…..……………………………
3. Potensi pasar
a. Lokasi daerah pemasaran :………..………………………
b. Jumlah Potensi pemasaran yang ada adalah:
ˉ Individu :…………………………………
ˉ Keluarga :…………………………………
ˉ Instansi :…………………………………
ˉ Lembaga :…………………………………
ˉ Organisasi :…………………………………
ˉ Perusahaan :…………………………………
4. Kondisi para pesaing :…………………………………
ˉ Nama perusahaan :…………………………………
ˉ Jenis usaha/jasa :…………………………………
ˉ Lokasi perusahaan :…………………………………
ˉ Fasilitas pelayanan :…………………………………
ˉ Fasilitas peralatan :…………………………………
ˉ Jumlah Konsumen yang potensial dan para langganan :…………………………………
5. Pasar efektif yang daapt dikuasai
ˉ Nama perusahaan :…………………………………
ˉ Alamat perusahaan :…………………………………
ˉ Kapasitas pembelian setiap hari/minggu/bulan/tahun :…………………………………
6. Pasar yang direncanakan dalam pengem- bangan
- Perusahaan :…………………………………
- Perorangan :…………………………………
- Keluarga :…………………………………
7. Penetapan harga produk
- Harga yang ditawarkan :…………………………………
- Prosedur dalam penetapan harga jual ……………………..
8. Distribusi yang akan dilakukan
- Secara intensif :…………………………………
- Secara ekstensif :…………………………………
- Secara eksklusif :…………………………………
9. Strategi promosi
- Melalui media cetak :…………………………………
- Melalui media elektronik :…………………………………
- Melalui sales promotion :…………………………………
10 Sistem penjualan produk
- Langsung :…………………………………
- Semi langsung :…………………………………
- Tidak langsung :……………………………...…
V. ASPEK TEKNIS
1. Rencana display
- Untuk kantor :…………………………………
- Untuk toko :…………………………………
- Untuk pasar :…………………………………
- Untuk butik :…………………………………
- Untuk supplier :…………………………………
- Untuik organisasi :…………………………………
2. Denah lokasi usaha/perusahaan (lampirkan) :…………………………………
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) (lampirkan) :…………………………………
4. Proses mempersiapkan pelayanan kepada konsumen/langganan :…………………………………
5. Kebutuhan tenaga kerja dan kualifikasinya :…………………………………
Nomor Jenis Pekerjaan Kualifikasi Jumlah
1
2
3
dst
6. Peralatan kerja yang dibutuhkan Nomor Jenis Barang Unsur Teknik Jumlah Sumber
1
2
3
dst
7. Bahan baku dab bahan pembantu yang digunakan
Nomor Jenis Barang Jumlah kebutuhan Sumber
1
2
3
dst
1. Jadwal persiapan memulai dan membangun lokasi usaha
Nomor Jenis Kegiatan Waktu Ket :1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
1
2
3
4 Persiapan
ˉ Menyusun rancangan
ˉ IMB berikut gambar bangunan
Mempersiapkan peralatannya (instruimen)Pelaksanaan
ˉ Penjajagan
ˉ Kegiatan membangun
ˉ Menyusun laporan
Pemakaian bangunan
VI. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN
1. Jenis dan volume pekerjaan yang akan timbul :…………………………………
2. Struktur organisasi yang akan dipakai (lampirkan) :…………………………………
3. Uraian pembagian pekerjaan beserta hak dan wewenang (lampirkan) :…………………………………
4. Siatem balaas jasa yang akan diguna- kan (lampirkan) :…………………………………
5. Sistem pembinaan personil kelompok usaha :…………………………………
VII. ASPEK YURIDIS
1. Akta pendirian usaha/perusahaan(lampirkan) :…………………………………
2. Anggaran Dasar Rumah Tangga (lampirkan) :…………………………………
3. tata tertib kerja (lampirkan) :…………………………………
4. Keselamatan kerja (lampirkan) :…………………………………
5. AMDAL (lampirkan) :…………………………………
6. Status dan pemilikan usaha :…………………………………
- Pemilikan kelompok usaha :…………………………………
- Struktur permodalan usaha :…………………………………
7. Surat-surat perjanjian dagang dengan pihak ketiga (lampirkan) :…………………………………
8. Bentuk badan usaha :…………………………………
9. Izin usaha yang dibutuhkan
- SITU (lampirkan) :…………………………………
- SIUP (lampirkan) :…………………………………
- NPWP (lampirkan) :…………………………………
VIII. ASPEK ADMINISTRASI
1. Tata usaha dan personalia
- Daftar ahdir karyawan :…………………………………
- Agenda surat masuk :…………………………………
- Agenda surat keluar :…………………………………
- Arsip kegiatan TU dab Personalia :………………………….…
2. Pemasaran produk
- Daftar konsumen/langganan (lampirkan) :…………………………………
- Daftar harga (lampirkan) :…………………………………
- Faktur pengiriman produk (lampirkan) :…………………………………
- Tanda bukti pembayaran (lampirkan) :…………………………………
- Arsip kegiatan pemasaran :…………………………………
3. Pengadaan produk
- Kartu persediaan produk :…………………………………
- Pengaturan penyimpanan produk :……………………………
- Kebersihan produk :…………………………………
- Keamanan produk :…………………………………
4. Keuangan / permodalan
ˉ Buku utang piutang :…………………………………
ˉ Buku besar :…………………………………
ˉ Buku jurnal/kas :…………………………………
ˉ Budget kas :…………………………………
ˉ Neraca :…………………………………
ˉ Laba/Rugi :…………………………………
ˉ Tanda bukti pemasukan/pengeluaran kas :…………………………………
5. Bagan/skema arus dokumen (lampirkan) :…………………………………
- Bagan/skema uang (lampirkan) :...………………………………
IX. ASPEK KEUANGAN / PERMODALAN
1 Sumber modal Rp ……………
- Modal sendiri Rp ……………
- Modal asing (luar) Rp ……………
- Pinjaman kredit dari Bank Rp ……………
- Pinjaman dari pihak ketiga Rp ……………
- Pinjaman lain-lain Rp ……………
2. Modal investasi
ˉ Tanah seluas m2 Rp ……………
ˉ Bangunan seluas m2 Rp ……………
ˉ Mesin-mesin dan peralatan kerja Rp ……………
ˉ Peralatan kantor Rp …………… +
Jumlah modal investasi = Rp ………………..
X. MODAL KERJA SETIAP PERIODE PERPUTARAN UANG UNTUK TIGA BULAN PERTAMA
1. Gaji / upah Rp ………….
- Pemilik perusahaan Rp ………….
- Tenaga ahli Rp ………….
- Tenaga kerja biasa Rp ………….
Jumlah kebutuhan gaji = Rp ………
2. Bahan-bahan baku
- Biaya bahan baku Rp ………….
- Upah langsung Rp ………….
- Biaya tak langsung Rp ………….
Jumlah kebutuhan dana bahan baku = Rp .............
3. Bahan pembantu
…………………. Rp…………...
…………………. Rp …………..
…………………. Rp …………..
Jumlah kebutuhan dana bahan pembantu = Rp ………
4. Transport untuk bahan baku dan bahan pembantu Rp ………….
5. Perlengkapan dan pengadaan bahan baku dan bahan pembantu Rp ………….
6. Penyusutan Rp ………….
7. Biaya lain-lain Rp …………. Rp ………. +
Jumlah kebutuhan dana keseluruhan = Rp ………
Rekapitulasi Dana Yang Dibutuhkan
1) Jumlah modal investasi Rp …………
2) Jumlah kebutuhan gaji Rp …………
3) Jumlah kebutuhan dana bahan baku Rp …...........
4) Jumlah kebutuhan dana bahan pembantu Rp …..........
5) Jumlah kebutuhan dana:
- transportasi Rp ………….
- perlengkapan Rp ………….
- penyusutan Rp ………….
- biaya lain-lain Rp …………. Rp …………
Jumlah kebutuhan modal keseluruhannya = Rp ………
Rangkuman
Proposal usaha adalah rancangan mengenai kegiatan usaha yang akan dilakukan.q
Syarat-syarat proposal yang baik diantaranya : Jelas (Clear), Singkatq (Consice), Lengkap (Complette), Benar (Correct), Tidak kadaluwarsa (up to date).
Dalam penyusunan proposal usaha sehingga keakuratannya (up to date) tetap terjaga diantaranya :q
ˉ harga dan perkembangan pesaing (Competitor),
ˉ selera masyarakat (The taste of society),
ˉ pereaturan pemerintah (The Government rule)
ˉ daya beli masyarakat (The buying power), dan
ˉ perkembangan ilmu dan teknologi (Sciens and technology)
Proposal dibuat dalam 3 (tiga) bagian yaitu : Bagian pendahuluan, Isi Proposal dan bagian penutup proposal.q
Sistematik penyusunan proposal usaha :q
Kata pengantar, Umum, Aspek produk yang dibuat, Aspek pemasaran produk, Aspek teknis, Aspek organisasi dan manajemen, Aspek yuridis, Aspek administrasi, Aspek keuangan/ permodalan dan Modal kerja setiap periode perputaranuang untuk tiga bulan pertama
UTANG JANGKA
PENDEK
Definisi utang menurut FASB, concepts No. 3
adalah:
“Pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang
yang mungkin terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain di masa yang
akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu”.
Utang dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. utang jangka
pendek
2. utang jangka
panjang
Pengelompokkan
utang didasarkan pada jangka waktu pembayaran utang. Namun siklus usaha
perusahaan berbeda-beda, batasan yang digunakan berubah (Baridwan, 2000):
“Suatu
kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila pelunasannya
akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan
menimbulkan utang jangka pendek yang baru”.
UTANG JANGKA
PENDEK YANG SUDAH PASTI
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila
memenuhi dua syarat:
- Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar
- Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.
Yang termasuk utang jangka pendek adalah
- Utang dagang dan utang wesel
- Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu
- Utang dividen
- Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali
- Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga
- Utang biaya
- Utang bonus
- Utang gaji dan upah
- Pendapatan yang diterima dimuka
UTANG DAGANG & UTANG WESEL
¨
Timbul dari pembelian barang atau jasa dan dari pinjaman jangka pendek
¨
Pencatatan utang memperhitungkan barang yang dibeli yang masih dalam
perjalanan dengan mempertimbangkan syarat pengirimannya
UTANG JANGKA PANJANG YANG JATUH TEMPO DALAM PERIODE ITU
Seluruh atau bagian dari utang obligasi dan
utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun
dilaporkan sebagai utang jangka pendek
Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode
tersebut tetap diakui sebagai utang jangka panjang apabila:
1. akan dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang
penjualan obligasi baru; atau
2. akan ditukar dengan saham
UTANG DIVIDEN
Utang dividen yang termasuk dalam
utang jangka pendek adalah:
1. Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva
(jika belum dibayar) yang segera akan dilunasi
2. Utang dividen skrip yang segera akan dilunasi
¨ Dividen untuk
saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang
¨ Dividen yang
dibagi dalm bentuk saham merupakan elemen modal
UANG MUKA & JAMINAN YANG DAPAT DIMINTA KEMBALI
Termasuk utang jangka pendek adalah:
1. pembayaran dimuka dari pembeli yang sebelum
barang-barang tersebut diserahkan kepada pembeli
2. Jaminan dari pelanggan dan dapat ditarik kembali
sewaktu-waktu.
Jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan
untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk kelompok utang jangka panjang.
DANA YANG DIKUMPULKAN UNTUK PIHAK KETIGA
Terkadang perusahaan menjadi pihak yang
mengumpulkan uang dari langganan/pegawai yang nantinya diserahkan kepada pihak
lain. Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai
atau membebani pembeli dengan jumlah tertentu.
Contoh
PT. RANGIN memungut pajak dari pembeli (PPN) yang
nantinya disetorkan ke kas negara. Pada tanggal 5 Oktober 2005, PT RANGIN
menjual barang seharga Rp10.000.000,00. Atas penjualan tersebut PT RANGIN
memungut PPN 10% dari nilai penjualan. Maka jurnal untuk mencatat penjualan dan utang PPN
adalah:
Kas
|
Rp11.000.000,00
|
||
Penjualan
|
Rp10.000.000,00
|
||
Utang PPN
|
1.000.000,00
|
Pada saat
menyetorkan utang PPN tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai berikut:
Utang PPN
|
Rp1.000.000,00
|
||
Kas
|
Rp1.000.000,00
|
||
UTANG BIAYA (BIAYA YANG MASIH AKAN DIBAYAR)
Merupakan
utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya yang sudah
terjadi tetapi belum dibayar, seperti utang yang timbul dari gaji dan upah,
bonus, dan biaya sewa.
UTANG BONUS
Bonus yang diberikan kepada karyawan dapat dihitung
berdasarkan:
- Penjualan atau laba, dapat dengan cara:
- bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh
- bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPh sebelum dikurangi bonus
- bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan PPh.
- Perjanjian, misalnya kelebihan penjualan di atas jumlah tertentu.
Jurnal untuk mencatat utang bonus adalah:
Biaya
Bonus
|
xxx
|
||
Utang
Bonus
|
xxx
|
||
Jika bonus dibayar, maka jurnal yang dibuat:
Utang
Bonus
|
xxx
|
||
Kas
|
xxx
|
||
Contoh
PT RANGIN
memberikan bonus kepada Kepala Bagian Penjualan sebesar 15% dari laba yang
diperoleh. Pada tahun 2004, PT RANGIN memperoleh laba Rp45.000.000,00 dan
membayar PPh sebesar 10% dari laba bersih. Perhitungan bonus dan pajak sebagai
berikut:
a. bonus dihitung dari laba sebelum
dikurangi bonus dan PPh
Bonus
|
=
|
0,15 x
Rp45.000.000,00
|
=
|
Rp6.750.000,00
|
PPh
|
=
|
0,10 x
(Rp45.000.000,00 - Rp6.750.000,00)
|
=
|
Rp3.825.000,00
|
b. bonus dihitung dari laba sesudah
dikurangi PPh sebelum dikurangi bonus
Bonus
|
=
|
0,15 x
(Rp45.000.000,00 – PPh)
|
=
|
Rp
|
PPh
|
=
|
0,10 x
(Rp45.000.000,00 – Bonus)
|
=
|
Rp
|
Catatan:
perhitungan ini diselesaikan dengan cara subtitusi.
c. bonus dihitung dari laba sesudah
dikurangi bonus dan PPh.
Bonus
|
=
|
0,15 x
(Rp45.000.000,00 – Bonus – PPh)
|
=
|
Rp
|
PPh
|
=
|
0,10 x
(Rp45.000.000,00 - Bonus)
|
=
|
Rp
|
UTANG GAJI DAN UPAH
Perhitungan
jumlah yang masih akan dibayar untuk gaji dan upah, bunga, sewa, dan
lainnya berdasarkan waktu terjadinya biaya tersebut.
Contoh
PT RANGIN
membayar gaji dan upah karyawan setiap tanggal 1 bulan berikutnya. Jika gaji
dan upah karyawan bulan September 2005 sebesar Rp12.000.000,00, maka pada
tanggal 30 September 2005 dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat utang gaji
dan upah sebagai berikut:
Gaji dan
Upah
|
Rp12.000.000,00
|
||
Utang Gaji
dan Upah
|
Rp12.000.000,00
|
||
Pada saat pembayaran gaji dan upah tanggal 1
Oktober 2005, dibuat jurnal berikut:
Utang Gaji
dan Upah
|
Rp12.000.000,00
|
||
Kas
|
Rp12.000.000,00
|
||
PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA
Merupakan
jumlah yang diterima dari pembeli untuk barang dan jasa yang akan diserahkan
dalam periode yang akan datang.
Contoh
Pada tanggal
3 September 2005, PT RANGIN menerima pesanan 200 unit meja belajar seharga
Rp100.000,00 per unit. Pada tanggal tersebut PT RANGIN menerima
pembayaran uang muka sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal yang
digunakan untuk mencatat penerimaan kas adalah:
Kas
|
Rp5.000.000,00
|
||
Pendapatan
Diterima Dimuka
|
Rp5.000.000,00
|
||
Pada tanggal 3 Oktober 2005,
PT RANGIN mengirim 100 unit meja belajar tersebut sebagai penyerahan tahap
pertama. Jurnal yang digunakan untuk mencatat pendapatan atas penyerahan 100
unit meja belajar tersebut adalah:
Pendapatan
Diterima Dimuka
|
Rp10.000.000,00
|
||
Penjualan
|
Rp10.000.000,00
|
||
Selain jurnal tersebut di
atas, PT RANGIN juga membuat jurnal untuk mencatat harga pokok penjualan dan
pengurangan persediaan sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan
|
xxx
|
||
Persediaan
|
xxx
|
||
TAKSIRAN UTANG
Biasanya
jumlah kewajiban dari utang sudah dapat ditentukan dari kontrak atau dari
perhitungan dengan dasar tarif tertentu.
Terkadang
jumlah kewajiban belum jelas tetapi sudah jelas harus dibayar, maka pada
tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran.
Taksiran
utang dapat dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau utang jangka
panjang, tergantung saat pelunasannya
Beberapa taksiran utang jangka pendek dalam neraca
adalah:
- Taksiran utang pajak penghasilan
- Taksiran utang hadiah yang beredar
- Taksiran utang garansi
- Taksiran utang pensiun
TAKSIRAN UTANG PAJAK PENGHASILAN
Setelah laba
diketahui pada akhir periode, diperlukan taksiran besarnya PPh yang akan
menjadi beban tahun yang bersangkutan (tarif pajak berlaku x laba) dan mencatat
jurnal:
Pajak
Penghasilan
|
xxx
|
||
Utang
Pajak penghasilan
|
xxx
|
||
TAKSIRAN UTANG HADIAH YANG BEREDAR
Hadiah atas pembelian barang tertentu merupakan
biaya untuk periode di mana penjualan barang tersebut terjadi.
¨ Bila hadiah tersebut habis
waktunya pada akhir periode, makatidak perlu membuat jurnal penyesuaian
¨ Bila jangka waktu pengambilan
hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun dibuat
jurnal penyesuaian:
Biaya
Hadiah Penjualan
|
xxx
|
||
Utang
Hadiah yang Beredar
|
xxx
|
||
Jumlah utang hadiah yang beredar dihitung dengan
cara taksiran dari jumlah penjualan
TAKSIRAN UTANG GARANSI
Jika barang terjual disertai garansi untuk
perbaikan, maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang akan
terjadi dan dicatat:
Biaya
Garansi
|
xxx
|
||
Taksiran
Utang Garansi
|
xxx
|
||
TAKSIRAN UTANG PENSIUN
Biaya
pensiun yang dibayarkan selama masa hidup karyawan akan dibebankan sebagai
biaya ke periode di mana karyawan tersebut bekerja.
Jumlah
pensiun yang dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur, dan
jangka waktu pembayaran pensiun kemudian dibagi dengan taksiran jangka waktu
bekerja karyawan tersebut.
Setiap periode jumlah taksiran tersebut dicatat:
Biaya Gaji
dan Upah
|
xxx
|
||
Utang
Pensiun
|
xxx
|
||
atau
Biaya
Produksi Tidak Langsung
|
xxx
|
||
Utang
Pensiun
|
xxx
|
||
Pada saat
pembayaran pensiun, dicatat sebagai berikut:
Utang
Pensiun
|
xxx
|
||
Kas
|
xxx
|
||
UTANG-UTANG BERSYARAT/CONTINGENT LIABILITIES
Merupakan
utang-utang yang sampai pada tanggal neraca masih belum pasti apakah akan
menjadi kewajiban atau tidak
¨ Jika kewajiban membayar utang pasti
timbul (walau jumlah belum pasti), maka utang ini termasuk taksiran utang
¨ Jika kewajiban membayar utang belum
pasti (jumlah sudah pasti atau belum pasti), maka utang ini termasuk utang-utang
bersyarat
Perbedaan
antara taksiran utang dan utang-utang bersyarat adalah kepastian timbulnya
kewajiban membayar
Yang termasuk utang-utang bersyarat adalah
- Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan
- Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel
- Sengketa hukum
- Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya
- Jaminan terhadap utang anak perusahaan
- Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual
0 comments:
Post a Comment